PERTARUNGAN DALAM PAGMATISME PARPOL DIMULAI
Oleh :
Didik Ariyanto
Tanggal 9 April 2013 s.d 22 April 2013, masa
pendafraan Bakal Calon Anggota Legislatif dimulai. Parpol Peserta Pemilu
Anggota Legislatif Tahun 2014 sudah berlomba-lomba menjaring Bakal Calon
Anggota Legislatif dari segala kalangan masyarakat. Antusias masyarakat
terhadap pedaftaran Bakal Calon Anggota Legislatif cukup tinggi, hal ini
terbukti Parpol Peserta Pemilu Anggota Legislatif Tahun 2014 menolak quota per
daerah pemilihan. Bakal Calon Anggota Legislatif yang diseleksi oleh Parpol
Peserta Pemilu 2014 tentunya melalui rangkaian seleksi yang cukup ketat.
Parameter yang diukur oleh Parpol Peserta Pemilu 2014 diantaranya, Kapabilitas,
Intergitras, serta intelektualitas bakal Calon. Kapabilitas yang paling
menonjol adalah kemampuan bakal calon dalam menarik suara di setiap daerah
pemilihan dengan kemampuan kapital, biaya politik dalam mendongkrak suara
Parpol sangatlah penting. Karena tidak seluruhnya biaya politik dibebankan
kepada Parpol, bakal Calon harus mampu mengusung biaya politik. Biaya politik
itu diantaranya biaya sosialisasi/kampanye seorang bakal calon, biaya akomodasi
yang harus disediakan bakal calon untuk dapat dikenal oleh pemilih serta
biaya-biaya teknis lainnya yang muaranya dapat mendongkrak suara Bakal Calon
tersebut dan Parpolnya.
Disamping Kapabilitas, kemampuan bakal Calon dalam
segi intregitas sangat diperlukan. Seorang Bakal Calon harus memiliki
intergitas di dalam masyarakat yang baik. Misalnya: Mantan Kepala Desa dan
termasuk tokoh masyarakat yang dikenal baik hati dan memiliki leadership
didesanya serta namanya dikenal dan disegani di desa lainnya, kemudian mencalonkan
diri sebagai Bakal Calon dari Parpol tertentu. Hal ini merupakan modal dasar
dalam segi intregritas seorang Bakal Calon. Intregitas calon tidaklah diperoleh
dengan cara yang instant yaitu dipoles dengan pencitraan sesaat, dengan
memasang bahilo yang besar-besar tapi masyarakat di Daerah Pemilihan tersebut
tidak mengenalnya. Dalam kenyataan yang dihadapi oleh para Bakal Calon, proses
untuk pencapaian intregitas dibangun dengan biaya-biaya politik yang sesaat.
Seorang Bakal Calon dapat menghitung berapa jumlah pemilih di Daerah Pemilihan
tersebut kemudian di kalikan dengan angka nominal uang rupiah, maka akan ketemu
besarnya biaya yang akan di keluarkan oleh Bakal Calon tersebut
Intelektualitas merupakan cerminan Bakal Calon yang
memiliki kepandaian dan kepekaan politik. Intelektualitas ini lebih menekankan
pengambilan kebijakan politis oleh bakal Calon. Dalam menyikapi serta
menganalisis kondisi politik. Intelektualitas sebenarnya tidak menjamin 100%
(seratus prosen) bakal Calon tersebut bisa jadi. Akantetapi dengan intelektualitas
merupakan dukungan moril seorang bakal calon. Perlu kita ingat bahwa pola dan
strategi dalam merebut kursi di Daerah Pemilihan setidak-tidaknya diciptakan
oleh proses inteltualitas yang cerdas. Pola dan Strategi jaringan politik dan
sosial sangatlah perlu, seorang tokoh masyarakat yang duduk dalam struktur
ormas akan lebih besar peluangnya dibandingkan dengan seorang bakal calon yang
tidak duduk dalam struktur ormas serta tidak memiliki jaringan politik dan
sosial dalam masyarakat.
Pola dan strategi “money politik” merupakan suatu
penciptaan intregritas yang pragmatis oleh Bakal Calon. Pemilih akan tergiur
oleh sejumlah uang yang dikeluarkan Bakal Calon, pada saat hari pemunggutan
suara. Bakal Calon serta Parpol yang mengusungnya juga akan mendukung pola dan
strategi money politik ini. Dalam sistem Proposional dengan daftar terbuka,
telah membius Bakal Calon serta Parpol untuk berlomba-lomba secara pragmatis
untuk memperebutkan suara para pemilih. Kursi legislatif di daerah pemilihan,
telah diperhitungkan secara cermat oleh Parpol untuk diperebutkan, bakal Calon
dan Parpol telah membagi daerah pemilihan tersebut kedalam kelompok-kelompok
mereka. Misalnya : Daerah Pemilihan Grobogan 1 yang terdiri atas Kecamatan
Purwodadi, Toroh dan Geyer yang memperebutkan 11 Kursi, telah dibagi-bagi oleh
Parpol kepada Bakal Calon. Calon A, anda harus menguasai 6 desa di kecamatan
Toroh, Calon B, anda harus menguasai 7 desa di kecamatan Purwodadi dan
seterusnya. Pola dan strategi ini menjadikan Parpol akan mendapatkan Suplai
Suara akan besar. Sehingga akhir pertarungan sudah barang tentu antara Parpol
satu dengan parpol lainnya dalam satu Daerah Pemilihan.
Petarungan sebuah politik
Tidaklah
dipungkiri, bahwa pola dan stategi dalam pertarungan antara Parpol Peserta
Pemilu 2014 serta antara Bakal Calon semakin besar. Permulaan tahapan
pendaftaran di KPU merupakan momentum awal dalam bara politik. Penepatan Bakal
Calon dalam suatu daerah pemilihan telah menjadikan Parpol tersebut menang atau
kalah. Kalkuasi penghitungan kapital untuk daerah pemilihan sudah
diperhitungkan secara masak-masak oleh Parpol Peserta Pemilu 2014. Permainan
dalam menepatkan Bakal Calon dalam daerah pemilihan ini, tidak lepas dari
kepentingan Parpol tersebut dalam memenangkan pertarungan Parpol. Pola dan
strategi penghitungan uang yang akan di glontorkan kepada pemilih semakin jelas
kelihatan.
Bahkan selama ini, sindikasi permainan “money
politik” tidak dapat ditangkap oleh pengawas pemilu. Pengangkapan para pelaku “money
politik” hanya melibatkan kaum kelas teri. Belum menyentuh para pemain besar
yang nota bene adalah Bakal Calon serta Parpol sendiri. Prilaku permainan kotor
“money politik” telah menjadikan pola pemilu di Indonesia dipenuhi dengan
kekuasaan uang. Peran dan kewenagan pengawas Pemilu akan dipertanyakan mengenai
hadirnya “money politik” semua diselesaikan dengan dibawah tangan. Dan tentunya
mengunakan bahasa salam damai. Inilah bentuk rusaknya sistem pemilu di
Indonesia.
Pragmatis sebuah politik benar-benar terjadi dan
pertarungan politik sudah dimulai, penulis hanya membuat suatu kesimpulan
pertarungan antar parpol dan Bakal Calon hanya akan diselimuti oleh awan gelap
demokrasi. Berupa kekuasaan uang akan merajai sendi kehidupan Indonesia dan pertarungan
ini bukan peratungan ide atau gagasan untuk membangun masyarakat Indonesia yang
makmur. Akantetapi membangun kepentingan individual dan golongannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar